Solo – Dalam rangka mendukung terwujudnya ekosistem belajar di sekolah berdasarkan pada visi merdeka belajar, Kemendikbudristek melalui Direktorat Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Penggerak Komunitas Belajar di hotel Grand HAP Surakarta, Selasa (4/7/2023). Kegiatan ini dihadiri oleh 68 peserta yang terdiri dari 2 orang perwakilan guru di masing-masing provinsi seluruh Indonesia.
Uji Hartono, selaku penanggung jawab kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan ini mengundang narasumber dari praktisi yang sudah ahli dalam pemberdayaan komunitas dalam pendidikan. Uji menambahkan bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan skill bagi penggerak komunitas belajar di Indonesia. “Harapannya bapak ibu mampu mengimbaskan penggerak komunitas belajar yang lain di provinsi”, kata Uji.
Sementara itu dalam sambutanya Syaiful, selaku koordinator kelompok kerja transformasi pembelajaran Direktorat Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah merupakan bentuk dukungan terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka. “Kegiatan ini akan berdampak pada kurikulum merdeka di sekolah. Ekspektasi kita sangat tinggi dimana bapak/ibu nantinya yang akan mengimbaskan di sekolah masing2. Pulang bisa membawa ilmu dan dibagikan di komunitas belajar di wilayah bapak/ibu masing2”, kata Syaiful.
Eva, peserta pelatihan yang merupakan Guru SMPN 4 Aceh menyampaikan pengalamannya selama ini dalam membentuk komunitas belajar. “Kita membentuk komunitas belajar Ngobras IKM (Ngobrol Seputar IKM) sekolah setiap hari sabtu. Kita ngobrol santai bagaimana mendesain pembelajaran dalam IKM, kita juga mengundang Pengawas Sekolah dalam kegiatan tersebut” kata Eva.
Sementara itu, Fitria Yunita, Guru penggerak Angkatan III dari Kalimantan Tengah. Kab. Barito Utara menyampaikan pengalamannya dalam membentuk komunitas belajar. “Kami melakukan kunjungan ke sekolah yang jarang mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh dinas pendidikan. Kami mengajak membentuk komunitas belajar di sekolah tersebut dari kegiatan yang kami lakukan sampai terbentuk 30 komunitas belajar, baik dari dalam sekolah, mata pelajaran dan komunitas belajar di tingkat kecamatan”, kata Fitria.
Putra Asga Elevri, selaku Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus menyampaikan pesan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu “kita punya harapan di komunitas Belajar sekolah, karena bapak/ibu bisa melihat proses bagaimana komunitas belajar berdampak langsung pada murid”. Asga juga menambahkan bahwa menjadi guru itu harus banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya. “Hal ini yang harus kita praktekkan secara terus menerus”, kata Asga