Di tengah pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat Kepala SMK Negeri 1 Pringapus, Farida Fahmalatif, S.Pd., M.Pd untuk memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan dan masyarakat.
Tidak hanya memberikan motivasi kepada para peserta didik dan guru, dia juga menjadikan lembaga pendidikan sebagai solusi dari masalah yang sedang dihadapi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Dengan membawa tema “Tetap Profesional di Tengah Pandemi Global” dia berhasil menyabet juara II pada ajang Apresiasi Guru dan Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif, dan Inspiratif yang diadakan oleh Direktorat GTK Pendidikan Menengah (Dikmen) dan Pendidikan Khusus (Diksus) untuk Katagori Kepala Sekolah Berdedikasi dan Inovasi Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
“Meski sekolah saya berada di desa di kondisi pandemi ini kami berusaha melakukan aksi untuk internal dan bakti untuk eksternal,” ujarnya di Jakarta, Senin (23/11).
Untuk aksi internal, dia menjelaskan, selama pandemi melakukan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa dipaksa. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah dengan melakukan selfie contes. “ Untuk pembelajaran setiap pagi dilakukan, kemudian setelah pembelajaran berakhir kita lakukan selfie contes dan kita ambil 10 selfie terbaik dan mereka mendapatkan kuota internet 20-30 ribu. Ini tidak besar tapi sangat berkesan,” ujarnya.
Untuk memfasilitasi guru-guru yang belum paham dengan IT, pihaknya menerapkan tutor sevisi-semisi dengan cara memberikan pelatihan kepada 5 guru, kemudian mereka akan menjadi tutor yang mengajar kepada guru-guru lainnya.
“Kebetulan saya adalah salah satu tim DOLMEN (Diklat Online dan Monitoring) Jawa Tengah yang memanfaatkan microsoft 365. Kami pilih 5 orang yang saya latih kemudian mereka menularkan kepada guru-guru yang lain menjadi tutor sevisi-semisi,” jelasnya.
Untuk bakti eksternal dia menjelaskan memberikan pelatihan kepada alumni dan masyarakat yang terdampak Covid-19 yakni pelatihan membuat kue. Selain itu juga melakukan pelatihan untuk guru-guru di luar SMK Negeri 1 Pringapus.
“Kami juga berpartisipasi aktif menjadi pemerkasa penulisan guru-guru selama pandemi yang dikumpulkan kemudian dijadikan buku dan buku tersebut berISBN,” ujarnya.