DIREKTORAT GURU PENDIDIKAN MENENGAH DAN PENDIDIKAN KHUSUS
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

KEMENDIKBUD LUNCURKAN KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR EPISODE 5 PROGRAM GURU PENGGERAK

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Program Guru Penggerak sebagai episode kelima dari Kebijakan Merdeka Belajar.

Program Guru Penggerak merupakan program terpenting di dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mendikbud mengungkapkan bahwa peran guru penggerak untuk mentransformasi budaya sekolah kepada pembelajaran yang berfokus kepada siswa tidak akan tergantikan.

“Program Guru Penggerak ini adalah program terpenting di dalam Kemendikbud. Kenapa? Karena mau sebaik apapun teknologi pendidikan, sebaik apapun kurikulum dan juga infrastruktur pendidikan yang ada, tidak ada yang bisa menggantikan peran guru penggerak untuk mentransformasi budaya sekolah kepada pembelajaran yang fokus pada pembelajaran siswa,” ungkapnya pada Peluncuran “Merdeka Belajar Episode 5: Program Guru Penggerak” melalui aplikasi Zoom dan YouTube Channel Kemendikbud RI, Jumat (3/7/2020).

Mendikbud juga mengungkapkan bahwa guru penggerak adala ujung tombak perubahan yang riil bagi pendidikan di Indonesia. 

“Ujung tombaknya adalah guru penggerak. Karena mereka yang akan menggerakkan perubahan yang riil. Ujungnya reformasi pendidikan di Indonesia harus berawal dan berakhir kepada guru. Ini adalah salah satu inisiatif terpenting di Kemendikbud saat ini,” ungkap Mendikbud.

Program Guru Penggerak diproyeksikan dapat menempatkan 20 persen guru penggerak pada posisi strategis di dalam unit pendidikan nasional seperti kepala sekolah, pengawas sekolah dan mentor pelatihan guru di setiap daerah hingga tahun 2024.

“Apa yang bisa kita capai dalam waktu lima tahun ini adalah titik kritis, di mana lebih dari 20 persen dari pada kepala seoklah, guru-guru kita diisi oleh guru penggerak. Ini akan menjadi perubahan yang tidak bisa dikembalikan lagi sekalipun kebijakan pendidikan berganti,” ucap Mendikbud.

Ihwal angka 20 persen itu, Mendikbud berpendapat keberadaan guru penggerak dapat membawa perubahan eksponensial bagi sistem pendidikan ke depan.

“Menurut kami ini yang akan menjadikan perubahan eksponensial, kebijakannya arah yang penting guru-guru penggerak ini sudah berada di posisi yang kritis dan penting di berbagai daerah, sehingga perubahan akan terus terjadi secara otomatis ini adalah teori perubahan yang kita terapkan kenapa kita membutuhkan critical mass guru penggerak,” kata dia.

Program Guru Penggerak ditujukkan untuk media pelatihan, identifikasi dan pembibitan calon pemimpin-pemimpin pendidikan masa depan di Indonesia. Program itu bakal membidik guru-guru bertalenta melalui skema pelatihan intensif yang bakal disiapkan untuk menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah dan mentor program pelatihan guru ke depan.

Mendikbud pun menyebut Guru Penggerak ini seumpama Komando Pasukan Khusus atau Kopassus di dalam dunia pendidikan Indonesia.

“Kita sedang membangun elite force semacam Kopassus-nya guru-guru kita di seluruh Indonesia. Ini bukan hal yang mudah harus punya mental kuat dan siap melalui proses pembelajaran yang intensif,” kata dia.

Adapun seleksi tahap pertama diadakan pada 23 Juli hingga 30 Juli 2020. Diketahui kuota untuk angkatan pertama guru penggerak sebanyak 2.800 orang. Seleksi awal ini menyangkut ihwal registrasi, esai, analisis studi kasus dan tes bakat skolastik.

Kemudian, seleksi berikutnya bergulir pada tanggal 31 Agustus hingga 16 September 2020 yang bertumpu pada simulasi mengajar dan wawancara.

Pengumuman lolos sebagai guru penggerak dijadwalkan pada 19 September 2020 mendatang. Hanya saja, untuk pelaksanaan angkatan pertama Program Guru Penggerak direncanakan pada 5 Oktober 2020 hingga 31 Agustus 2021.