Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan alternatif pilihan model, kegiatan dan materi dalam meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran inklusi. Karakteristik pendidikan inklusi yang menjadi prioritas dalam perumusan model adalah kesesuaian dengan perkembangan teknologi dan media pembelajaran sebesar 23,6%, diikuti pendekatan ramah 20,3%, kegiatan fleksibel 19,5%, kurikulum dan sistem evaluasi masing-masing 18,4% dan 18,2%. Prioritas model pembelajaran yang dipilih dan dianggap paling relevan dan efektif. Menurut pandangan responden, Flipped Classroom dianggap sebagai model yang paling tepat dan prioritas serta menempati bobot tertinggi 50%. Selanjutnya secara berurutan, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berorientasi proyek, dan pembelajaran kooperatif mendapatkan bobot prioritas 19,2%, 12,8%, 9,9% dan 7,3%.
Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru pendidikan luar biasa ada 2 materi yaitu materi pemahaman konsep dan peningkatan keterampilan. Dalam pandangan responden, materi peningkatan keterampilan menjadi prioritas untuk disampaikan yaitu 52% sedangkan pemahaman konsep 48%. Metode penyampaian materi untuk pemahaman materi diprioritaskan menggunakan metode online 39%, mixed or blended learning 32% dan offline 29%. Sedangkan metode penyampaian materi untuk materi peningkatan keterampilan diprioritaskan menggunakan metode blended learning atau 39% offline dan 32% offline, 29% online.
Materi prioritas kegiatan pemahaman adalah observasi, studi kasus, diskusi, melihat dan membaca. Selanjutnya untuk materi peningkatan keterampilan terlihat bahwa kegiatan yang diprioritaskan adalah studi kasus, praktik, pemecahan masalah, dan latihan.
Baca artikekl lengkapnya di sini